Ketika itu kulihat dia terhempas dari mimpi, tak punya arah tujuan, Melangkah dengan langkah terseok-seok . Kemudian dia menepi, menyandarkan diri kepada tembok keputus asaan. Terus saja dia mencaci dirinya sendiri, kau bodoh, kau hina, kau lemah. Lalu dia tertawa atas kegagalannya. Lihat siapa dirimu? Dulu kau terpandang, dulu kau selalu dipuja, apa saja yang kau mau dapat kau miliki. Namun sekarang semua orang bahkan menjauhimu, karna dirimu sendiri. Obat-obat terlarang itu menghancurkan mimpimu, meluluh lantakan harapanmu. Kecewa? Terlambat . Semua telah meresap ke dalam tubuhmu, hingga kejiwamu. Sekarang tinggal tunggu waktumu.
Kamis, 30 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
silahkan komentar disini ...