Senin, 27 Juni 2011
Daftar Keinginan
Unknown
08.40
No comments
Manusia gak pernah puas dengan apa yang telah di dapatkannya.
yaa tentu ajaa karna hidup itu penuh dengan mimpi jadi bermimpilah setinggi-tingginya, lho trus apa hubungannya? ya ada hubungannya lah ..
sukses itu berawal dari mimpi jadi bermimpilah setinggi-tingginya, jangan takut dengan mimpi karna mimpi yang membawa kita ketempat yang paling indah :D
jadi saya sekarang ingin membuat daftar keingginan saya
1.pertama saya ingin menjadi juara kelas di sekolah
2.aktif dalam organisasi di sekolah
3. dikenal banyak orang
4. dapat beresplorasi dengan karya (kreatifitas) yang mencengangkan
5. kuliah di ITB
6. Membanggakan ke2 orangtua
7.bekerja menjadi pemimpin di sebuah kantor majalah
8. membuka lowongan kerja untuk orang lain
9. bikin perpustakaan :) keinginan terbesar saya
10. menghajikan ke2 orang tua saya
11.membuat novel
12.punya sekolahan yang disetiap kelasnya pake ac mejanya warna biru gak boleh di coret2, bangkunya yang kaya anak kuliahan, ada in focus ada speaker. setiap kelas dikasih 5 laptop yang dapet wi-fi. kantinnya gede. kamar mandinya yang kaya di mall2 ..
13. punya rumah makan dibawah laut pasti so sweet banget pas makan sambil ngeliat ikan :D turunnya pake kaya lift yang ngapung di atas laut trus kacanya trasparan wahh keren deh pastii
14. mau ternak kucing anggora dirumah
15. rumahnya geeeeeeeddddddddeeeeeee banget, ada tamannya di depan sama di belakanngnya. yang pagernya dari kayu warna putih yang kaya di film haciko. di tamannya ada saung ada rumah pohon jugaa. ada kolom bernangnyaa. di kamarnya pake remot jadi kalo dipencet remotnya langit2nya kebuka terus keganti sama kaca yang bisa ngeliat bintang :D
16.punya cafee sama anak2 vegasus yang super duper amat gaul yang bikin anak-anak muda sama kamum tua nyaman di sana
masih banyakk lagi sihhh....
hhahah nanti lagi yaaa
thanks to allah :D
yaa tentu ajaa karna hidup itu penuh dengan mimpi jadi bermimpilah setinggi-tingginya, lho trus apa hubungannya? ya ada hubungannya lah ..
sukses itu berawal dari mimpi jadi bermimpilah setinggi-tingginya, jangan takut dengan mimpi karna mimpi yang membawa kita ketempat yang paling indah :D
jadi saya sekarang ingin membuat daftar keingginan saya
1.pertama saya ingin menjadi juara kelas di sekolah
2.aktif dalam organisasi di sekolah
3. dikenal banyak orang
4. dapat beresplorasi dengan karya (kreatifitas) yang mencengangkan
5. kuliah di ITB
6. Membanggakan ke2 orangtua
7.bekerja menjadi pemimpin di sebuah kantor majalah
8. membuka lowongan kerja untuk orang lain
9. bikin perpustakaan :) keinginan terbesar saya
10. menghajikan ke2 orang tua saya
11.membuat novel
12.punya sekolahan yang disetiap kelasnya pake ac mejanya warna biru gak boleh di coret2, bangkunya yang kaya anak kuliahan, ada in focus ada speaker. setiap kelas dikasih 5 laptop yang dapet wi-fi. kantinnya gede. kamar mandinya yang kaya di mall2 ..
13. punya rumah makan dibawah laut pasti so sweet banget pas makan sambil ngeliat ikan :D turunnya pake kaya lift yang ngapung di atas laut trus kacanya trasparan wahh keren deh pastii
14. mau ternak kucing anggora dirumah
15. rumahnya geeeeeeeddddddddeeeeeee banget, ada tamannya di depan sama di belakanngnya. yang pagernya dari kayu warna putih yang kaya di film haciko. di tamannya ada saung ada rumah pohon jugaa. ada kolom bernangnyaa. di kamarnya pake remot jadi kalo dipencet remotnya langit2nya kebuka terus keganti sama kaca yang bisa ngeliat bintang :D
16.punya cafee sama anak2 vegasus yang super duper amat gaul yang bikin anak-anak muda sama kamum tua nyaman di sana
masih banyakk lagi sihhh....
hhahah nanti lagi yaaa
thanks to allah :D
to my dear the lost
Unknown
05.12
No comments
Sebenernya puisi ini udah lama dibuatnya, berawal karena saya mengingat seseorang yang dulu pernah mengisi ruang di hati saya. hemm tapi yasudah lah ..
sok atuh di baca saja :D
Telah ku jalani hari baruku tanpa goresan namamu
Ku goreskan namanya menggantikan namamu
Ku hiasi namaya dengan tinta indah warna hidup
Namun terhapus ..
Memudar sedikit demi sedikit
terkena rintikan air hujan
Namamu kembali terukir dalam lembaranku
Ku coba menghapuskannya
Hanya bayanganmu yang terbekas di sana :(
to my dear the lost
KARENA KAMU AKU SETIA
Unknown
04.59
No comments
Menepi AkU Disini
Di Sisi Hati
Yang Aku Cari
Berharap Engkau
Mampu Mengerti
Betapa Benar
Cintaku Ini
*
Mencoba Aku Disini
Untuk Bertahan
Tepati Hati
Kurangkai Hari
Lalui Mimpi
Hanya Denganmu
Hanya Padamu
*
Dengarlah Lirihku
Dari Hati
Untuk Hatimu
Biarkan Sekali Saja
Kan Aku Ungkapkan Kata
Karena Kamu Aku Setia*
Di Sisi Hati
Yang Aku Cari
Berharap Engkau
Mampu Mengerti
Betapa Benar
Cintaku Ini
*
Mencoba Aku Disini
Untuk Bertahan
Tepati Hati
Kurangkai Hari
Lalui Mimpi
Hanya Denganmu
Hanya Padamu
*
Dengarlah Lirihku
Dari Hati
Untuk Hatimu
Biarkan Sekali Saja
Kan Aku Ungkapkan Kata
Karena Kamu Aku Setia*
Kamis, 23 Juni 2011
jangan benci aku mamaa
Unknown
00.23
No comments
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu.
Siapa namamu anak manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir
dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…?
Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…” Saya menjerit histeris membaca surat itu.
“Bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!”
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu.
Siapa namamu anak manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir
dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…?
Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…” Saya menjerit histeris membaca surat itu.
“Bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Nyonya,dosa anda tidak terampuni!”
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)
Jumat, 10 Juni 2011
Ketika Tuhan dapat berinteraksi dengan manusia
Unknown
19.32
No comments
TUHAN : Kamu memanggilKu ?
MANUSIA : Memanggilmu?
Tidak.. Ini siapa ya?
TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu. MANUSIA : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk .
TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.
MANUSIA : Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.
TUHAN : Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan. Tapi produktivitas memberimu hasil. Aktivitas memakan waktu, produktivitas membebaskan waktu.
MANUSIA : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.
TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era Internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi misalnya.
MANUSIA : OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?
TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisalah yang membuatnya jadi rumit.
MANUSIA : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?
TUHAN : Hari ini adalah Hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.
MANUSIA : Tapi bagaimana mungkin Kita tidak khawatir jika Ada begitu banyak ketidakpastian.
TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.
MANUSIA : Tapi begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.
TUHAN : Rasa sakit tidak bisa dihindari, Tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.
MANUSIA : Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?
TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik tidak dapat melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.
MANUSIA : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?
TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.
MANUSIA : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?
TUHAN : Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental.
Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.
MANUSIA : Sejujurnya, di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah…
TUHAN : Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat ke luar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.
MANUSIA : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan? TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.
MANUSIA : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?
TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh kamu berjalan, daripada masih berapa jauh kamu harus berjalan. Selalu hitung yang harus kamu syukuri, jangan hitung apa yang tidak kamu peroleh.
MANUSIA : Apa yang menarik dari manusia?
TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya “Mengapa harus aku?”. Jika mereka bahagia, tidak Ada yang pernah bertanya “Mengapa harus aku?”
MANUSIA : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?
TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.
MANUSIA : Bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini?
TUHAN : Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.
MANUSIA : Pertanyaan terakhir, Tuhan. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.
TUHAN : Tidak Ada DOA yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.
MANUSIA : Terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.
TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
MANUSIA : Memanggilmu?
Tidak.. Ini siapa ya?
TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu. MANUSIA : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk .
TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.
MANUSIA : Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.
TUHAN : Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan. Tapi produktivitas memberimu hasil. Aktivitas memakan waktu, produktivitas membebaskan waktu.
MANUSIA : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.
TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era Internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi misalnya.
MANUSIA : OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?
TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisalah yang membuatnya jadi rumit.
MANUSIA : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?
TUHAN : Hari ini adalah Hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.
MANUSIA : Tapi bagaimana mungkin Kita tidak khawatir jika Ada begitu banyak ketidakpastian.
TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.
MANUSIA : Tapi begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.
TUHAN : Rasa sakit tidak bisa dihindari, Tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.
MANUSIA : Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?
TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik tidak dapat melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.
MANUSIA : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?
TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.
MANUSIA : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?
TUHAN : Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental.
Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.
MANUSIA : Sejujurnya, di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah…
TUHAN : Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat ke luar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.
MANUSIA : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan? TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.
MANUSIA : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?
TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh kamu berjalan, daripada masih berapa jauh kamu harus berjalan. Selalu hitung yang harus kamu syukuri, jangan hitung apa yang tidak kamu peroleh.
MANUSIA : Apa yang menarik dari manusia?
TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya “Mengapa harus aku?”. Jika mereka bahagia, tidak Ada yang pernah bertanya “Mengapa harus aku?”
MANUSIA : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?
TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.
MANUSIA : Bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini?
TUHAN : Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.
MANUSIA : Pertanyaan terakhir, Tuhan. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.
TUHAN : Tidak Ada DOA yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.
MANUSIA : Terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.
TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
Rabu, 01 Juni 2011
kehidupan
Unknown
06.41
No comments
Saya bosan dengan kehidupan saya bagaikan hidup dalam sebuah penjara. terkadang saya ingin menghindar dari semua ini tapi saya bukan pecundang yang menghindari masalah ini. Semua berawal dari kesalahan saya yang mungkin membuat mereka kecewa dan tidak mempercayai saya lagi, sepenuhnya.
Saya tau ini semua memang salah saya, namun apakah ini balasan dari itu semua? saya ingin bebas dari semua ini semua sangat menusuk batin saya. saya merasa tidak berdaya tanpa teman-teman dan sahabat. Karna mereka saya masih bisa tegar menjalani semua ini, tau kah mereka dibalik kesenangan saya ada kesedihan terdalam yang saya rasakan.
Sahabat tau kah engkau?
taukah engkau apa yang saya rasakan saat ini
aku tak setegar apa yang kalian bayangkan
dibalik tawa candaku aku menyimpan segudang tangis
yang mungkin aku tak bisa ceritakan pada kalian
apakah kalian tahu
kehidupan saya yang sekarang tak lebih bahagia
tak lebih bahagia tanpa bersama kalian
kalian bagaikan tiang yang menopang tubuh saya
mungkin hanya kalian yang mengetahui saya
walau tak sepenuhnya
tak seperti teman-teman baru saya sekarang
yang mungkin tidak tahu dan tidak mau tahu keadaan saya
huaa kenapa saya jadi cengeng seperti ini. air mata saya menetes tanpa terasa.
ya allah, tenangkanlah hati saya. Bukakanlah mata ke-2 orang tua saya, kembalikan kepercayaan mereka kepada saya.
Langganan:
Postingan (Atom)